Jumat, 14 September 2018

Kepahitan Menelan Takdir Tak Berkesudahan

Terkadang sakit menahan sabar, tetapi Allah sudah janjikan pahala di dalam sabar

Terkadang sedih dengan takdir, yang membuat kehidupan bagaikan terombang ambing tak bernahkoda, karena tak ada panutan lagi untuk di jadikan acuan

Begitu kerasnya tamparan nasib yang menjalar kisah kehidupan ini, sebentar di beri bahagia, sebentar di beri kepahitan bergumam di lubuk hati yang dalam

Berharap hidup ini bahagia, aman dan tentram
Namun nyatanya itu semua sulit untuk di gapai
Karena lagi-lagi hidup ini untuk di uji... di uji... dan di uji...

Kadang jiwa ini berontak tak habis pikir dengan takdir, bersamaan dengan nasib yang sedikit membuat hati luka dan bergumam lara

Rasa ingin ku hempaskan piring-piring yang tersusun rapi di lemari
Tetapi sayang itu hanya sekedar luapan hampa tak berujung jalan

Terasa tersesat saat gejolak emosi meradang menganga, pada akhirnya berujung penyesalan

Tetapi saat berlangsung, hari demi hari serta waktu berlalu begitu saja tak beranjak maju, malah membebani, memberatkan hati dan pikiran

Doa-doa senantiasa di panjatkan agar kehidupan berangsur lebih baik dari sebelumnya

Namun, tetap sama bahkan lebih egois untuk sebuah rasa kasih sayang dalam kedekatan emosional

Ya rabb...
Tak henti-henti berdoa agar kehidupan ini sejatinya untuk akhirat sama-sama mengingatkan bukan untuk menyakiti hati dan membebankan pikiran

Selaraslah hidup ini, lagi lagi aku akan menunggu hikmah namun saat proses itu terjadi terkadang akupun tak sadarkan diri dengan tingkah ini yang garang bak macan hutan menerkam mangsa

Ini luapan kegetiran hati yang belum bisa menerima kenyataan
Tentang kenyamanan hati.

-ainunsalimah-