Senin, 14 November 2016

Jeritan Tak Berarti

Moralitas terkikis...
dugem,
balap liar,
kelainan jenis,
kekerasan sexual...

sekarang terus terniang.. banyak kali kejadian di sekitarku
Mereka yang bercerita, menjerit dalam diam,
Malu untuk mengungkap,
Diam dalam waktu dan menelan pahit aib...
orangtua,
Tokoh masyarakat,
Para alim ulama...

Seolah hanya sebuah dekor...
Apakah ini sebuah tanda?
Ku kira bila ini ujian...
Tetaplah ujian...
Tetapi ini nyata...
kezaliman di mana-mana
Mereka kemana?
Seolah menutup mata, pura-pura tidak tahu
Atau hanya sayang terhadap diri sendiri mementingkan diri.

Aku hanya menemukan kejadian yang terkadang memanggilku...
Kadang ku pikir ini ujian hidupmu kawan...
Ini kesalahanmu kawan...

Global kini telah benar mengubah arus kehidupan...
Kesalahan terus tampak...
Namun perbaikan tak ubahnya hanya selogan...

Banyak komunitas dan lembaga mengatas namakan 'peduli'
Tetapi nurani dan hati tetap statis...
Dan arahan tak ubahnya makna dalam waktu saja.

Aku hanya bisa menjerit dalam tulisan.
Tetapi takkan diam...
Ku mohon...
Wahai nurani yang terpanggil...
Masukan di misi hidupmu...
Kepentinganmu adalah kebermanfaatan untuk sekelilingmu.
Agar engkau dapat merangkul semuanya.
Insan didekatmu. Itu ladang pahala bagimu.
-ain-
(Pojok jendela---malam)

Menapaki Janji Suci

Entah jauh lebih dalam perasaan ini, entah apa yang ada di benak ini tak dapat ku ungkapkan lagi seolah pikiranku menerka seakan itu terjadi,
Aku memberanikan diri untuk berbicara tentang keseriusanku padamu untuk memulai kehidupan baru.
Memang sedih hati ini ketika engkau bilang aku takkan bilang apa-apa lagi bahkan untuk menasihatimu lagi.
Mungkin memang aku telah dewasa...
Namun terlihat di matamu aku tetap seperti anak kecil yang baru engkau besarkan kemarin ibu.
Membuatku meneteskan air mata ini, membuatku tertegun tak bisa bicara lagi saat kau ungkapkan itu.
Ku rasa ini sudah niatku dan Allah datangkan seseorang yang berniat pula sama sepertiku.
Memang berat jika ku pikir semua ini akan banyak orang yang mencibir...
Tetapi Allah yang aku prioritaskan dalam niatku ini cukup DIA yang tahu apa yang ada di dalam hati ini.
Mungkin jika Allah ridho tetap aku akan berbahagia bersama nya apapun kondisi dan situasi karena ini sudah pilihan yang sayang kalau untuk disesali.
Mudah-mudahan jika allah ridho... pilihan ini akan membawa aku untuk lebih baik lagi dalam keimanan dan rasa cintaku pada-nya dan menebar keberkahan.
Menjadi contoh yang baik dan harmonis.
Semoga pilihan ini adalah yang terbaik Allah takdirkan untukku dan untuk dirinya selamanya.