Jumat, 25 Desember 2015

Hamba Lalai Lagi

Semoga ini kelakuan terakhir... bagaimana bisa aku melakukan hal yang mempermalukan diri ku sendiri dengan sifat kekanak-kanakanku yang terkadang labil seperti ini, menyadari sepenuhnya kesalahan tetapi tetap saja diri ini yakin akan terus memperbaiki agar bisa mendengar dan memahami setiap makna yang ada dalam ujar mereka yang berbicara bahasa tubuh mereka tanpa meminta... kita yang memberi.
Kadang aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri sehingga perintahnya tidak di perdulikan dengan apa yang sudah tertulis di kitab Nya. Sungguh merasa lalai diri ini dengan sikap yang terlanjur terucap. Menyakiti hati dan menyesal sepenuh hati.
Lelah emosi bergejolak di dada. Tetap saja ada sedikit ketenangan dalam dada.
Ya rabb...
Ingatkan aku saat lupaku ini...
Kuatkan tekad ku untuk terus istiqomah dijalanmu.
Jadikanlah aku contoh yang baik dan mengemban amanah menjalankan perintahmu.
Liputilah aku beribu kesabaran dalam menjalani kehidupan.
Jadikan hambamu ini bermanfaat bagi orang lain.
Aku mohon ya rabb...
Bantu hambamu ini untuk menjalani semua nya dengan ikhlas.

Selasa, 22 Desember 2015

Mengapa Mereka Begitu Terhadapku

Ya rabb... kenapa hati ini mudah sekali untuk memanggil air mata agar menetes... ada apa dengan diriku dan hati ini yang selalu sedih akhir-akhir ini
Setiap kali mendengar kata-kata yang kasar dan berbau sindiran hati ini selalu menangis, apa ini karma buatku... apa ini teguran untukku atas sikapku yang tak sengaja melukai hati orang lain.
Memang tak semua orang begitu terhadapku tetapi ada beberapa orang yang selalu membuatku bersedih dan menangis sejadi-jadinya. Apa perasaan ini sudah hilang kendali...
Tetapi aku tetap kuat biarpun begitu...
Aku yakin Allah sudah ada rencana untuk semuanya.
Dan tetap melakukan kebaikan..
Kedalikan diri... jaga sikap, tingkah dan pekataan.

Rabu, 09 Desember 2015

Jodoh Akan Tetap Jodoh

Sering aku berfikir dalam dunia ini adakah seseorang yang menginginkan kita itu dengan sepenuhnya dengan niat yang tulus walau terkadang di caci, di hina, di beri kata-kata yang kurang mengenakan.
Tetap adakah seseorang yang tahan dengan sesuatu hal itu?
Ini yang aku jumpai saat ini, dan aku telah mengenal seseorang itu lebih dekat dia yang ujarnya kagum kepadaku bertahun-tahun kini menyimpan rasa kepadaku. Dia menyukai sikapku katanya. Bukan karena ujarmu katanya. Biarpun aku selalu jutek dan bicara apa adanya kepada dia tetap saja ia senang kala ingin bertemu denganku.
Memang saat kita berteman aku suka sekali memberikan perhatian kecil untuknya. Itu yang di katakannya kala itu.
Memang terkadang bagiku teman, sahabat, keluarga dan kerabatpun layak untuk di beri perhatian bukan karna mengharapkan sesuatu tetapi jika kita menyayangi saudara kita maka akan banyaklah orang yang akan menyayangi kita.
Itu yang selalu ku tanamkan dalam diri ini.
Aku sempat tak berpikir untuk orang lain membalas lebih untukku tetapi ke tulusan kita dapat di rasakan dalam hati. Dan senyuman kita menjadi saksi betapa kejamnya jika kita tidak menolong saudara kita. Bahkan untuk membahagiakab mereka walau hanya sebiji kurma.
Kebaikan yang sekecil apapun akan terlihat jelas dalam hitungan pahala-Nya.
Sumpah aku benar-benar shock!
Apakah ini mimpi?
Apakah ini sudah takdirku?
Apakah ini semua sudah jalan takdirku?
Aku sampai dak bisa berkata apa-apa karena aku pikir aku terlalu dewasa untuk hal ini.
Namun memang mungkin sudah saatnya. Dan waktunya.
Jikalau jodoh akan tetap berjodoh.

Kamis, 03 Desember 2015

Kala itu; Pengalaman Melamar Kerja

Memang benar baru kali in aku melamar pekerjaan ke sekolah-sekolah beranekaragam jawaban kepala sekolahnya kepadaku.
Tadi aku bersama sahabatku Diana Akhirya ikut juga melamar untuk menjadi tenaga guru di sekolah.
Walaupun sebenarnya saya sudah ada pekerjaan namun kenapa tantangan untuk mengajar di sekolah-sekolah negeri di daerahku ini begitu kuat walaupun rada berat juga sih...
Memang di daerahku di banyuasin ini terkenal sekali sogok menyogok yang terang-terangan baik dunia pendidikan disini pun kerap terkontaminasi dengan hal yang demikian. Sudah sembilan sekolah ku datangi dengan sahabatku ini tetapi hanya satu yang di kembalikan untuk di simpan. Yah... menolak secara halus lah bisa di bilang begitu. Tetapi tidak apalah.. bagian dari perjuangan hidup. Dengan mimpiku yang ingin memiliki sekolah sendiri dari mulai PAUD, SD, SMP, SMA dengan gratis. Aku pun harus belajar tekun dan belajar dengan sekolah yang lebih senior walaupun tantangan kedepan kita takkan pernah tahu yang terpenting keikhlasan, kesabaran, keuletan, komitmen dan loyalitas apapun pekerjaan yang kita nikmati.
Gooooo fight!
Pengen nangis sih hari ini. Hari pertama di perlakukan dengan baik dan perlakuan yang sedikit tidak menyenangkan hati.
Allah bersamaku. Jangan takut!
Melejitlahhhhhhhhhh! Semangatttt!

Senin, 23 November 2015

Ayah! Aku Tersakiti Lagi

Ayah...
Kamu tahu tidak aku disini sedih lagi, kenapa datang lagi orang yang mengangguku seolah mematahkan semangatku, aku sedih ayah karena tak ada lagi tempat berkeluh kesah, dimana ku cari orang yang mengerti aku semengertimu kepadaku ayah...
Aku terpojok ayah...
Aku di lukai...
Oleh mereka ayah...
Engkau mendengar tidak!
Apa engkau tak melihat ayah aku memanggilmu terus agar engkau disini mendengarkan keluhku dan memberikan kata yang menentramkan aku agar aku tidak menangis tersedu ayah...
Dan aku memelukmu dan bilang engkau takkan meninggalkanku ayah...
Betapa besarnya rinduku pada Mu.
Sejujurnya aku sudah kuat ayah, engkau jangan khawatir tetapi disaat begini aku rapuh ayah, tolong kuatkan aku ayah...
Aku terus mengumbar senyum, aku terus mengumbar tawa agar mereka yang melihatku takkan bersedih, aku terus membahagiakan mereka, tetapi apa yang ku rasa tak sebahagia mereka yang telah ku bahagiakan ayah.
Ada seseorang yang tak kumengerti dan sekarang terus-terusan menyakitiku padahal dia paham dengan kondisiku, dia berbuat jahat padaku ayah, dia membuatku bingung, dan seolah-olah aku yang harus memahami dia dan mengerti dia ayah.
Padahal aku lebih terpukul dengan apa yang dia perbuat terhadapku.
Sedikit ayah nasihatmu untukku aku ingin dengar ayah... Mohon...
Cuma itu sekarang yang dapat menentramkan hati ini. Tidak ada lagi.
Semenjak engkau di syurga aku banyak menahan cercaan, hinaan, dari orang yang sombong dan cibiran dari orang yang menyakitiku.
Sedih ayah...
Semua nya ku telan sendiri, dan aku pun harus menyembunyikannya dari orang-orang.
Sakit ayah... Menahan itu semua, sudah tak tertahan lagi hati ini.
Aku berharap semua akan berjalan dengan kebahagiaan aku yakin Tuhan takkan rela melihatku begini.
Di antara orang-orang yang lengkap kebahagiaannya.
Namun aku bersyukur ayah...
Telah memilikimu walaupun hanya 23 tahun aku bersamamu ayah...
Engkau banyak memberi hikmah dalam perjalanan hidupku, engkau yang sangat menyayangiku, walaupun aku suka sekali membuatmu menangis dengan kenakalanku. Tetapi aku sayang kamu ayah... Sangat menyayangimu ayah.
Aku janji akan jadi anak yang patuh dan jujur dan jadi anak yang berguna. Itu pesan singkat yang kau berikan untukku ayah. Aku masih menyimpanya. Aku mencintaimu ayah.

Engkau Harus Tahu Yang Sebenarnya

Tadi siang sehabis anak-anak pulang sekolah, seperti biasa pada bunda-bundanya pada ngumpul, tiba-tiba selesai mau pulang kepala sekolah bilang ayo selesaikanlah masalah kalian? Itu bagiku tanda tanya besar dong memang apa yang terjadi memang hampir satu minggu lebih kepala sekolah nggak masuk sekolah karena sakit, terus masalah POMG dan rapat kita para bunda nya yang andil tiba-tiba bunda wati bilang "sebentar bun saya mau ngomong, terus bilang sambil mengarah ke arah saya, begini bunda ai sebenarnya waktu hari jumat kita rapat POMG kemarin saya sempat dengar secara jelas bunda ai bilang bahwa pembawa acara yang pada saat itu bunda aisyah bunda ai ngatain pembawa acara nya tidak benar di depan wali murid. Jadi bunda aisyah nya tersinggung berat" terang saja semua guru di sekolah tahu kl dia tersinggung sama omongan saya. Tapi memang dia baru belajar untuk berbicara baik dan benar selaku MC. Saya hanya memberi saran saja pada bunda aisyah bukan nya untuk memojokan atau memperalukan beliau, tetapi dia selalu negatif thinking terhadap saya. Tiap kali ada percekcokan pasti lari nya ke saya tidak pernah lari nya sm bunda uci, bunda may, bunda umi atau bunda wati tetap selalu kesinggungnya sama saya mulu.
Padahal saya begini jujur dari hati hanya ingin memotivasi beliau agar ia bersungguh-sungguh dan terus belajar. Saya takkan pernah ingin mengubah beliau setidaknya ia tahu bagaimana sikap dan cara yang benar ketika berhadapan dengan orang yang baru di kenal, kita jangan pernah membuat kesimpulan sendiri bahwa tiap kita salah orang akan menyalahi kita itu belum tentu. Pasti ada yang lebih mengerti dan memahami orang ini baru belajar kayaknya dari tatanan bahasanya ia harap maklumin aja dah. Dan juga terkadang bunda aisyah ini tak mau menerima masukan dari orang lain dan terus merasa terzolimi seolah-olah saya yang terus menyakiti hati beliau. Padahal tidak saya memang orang nya macam begitu coba pahamilah karakter patner kerja mungkin di tempat kerja saja kita menjumpai orang yang seperti itu dan lain hal nya kalau di tempat lain.
Dan bersyukur untung Allah memberikan orang yang membuat kita sebal, kesal, dan sakit hati. Seandainya saja orang yang seperti itu tidak ada kita takkan tahu sifat dan cara seseorang dalam memahami teman dan orang lain.
Banyak bersabar, dan ikhlas menjalani apa yang ada seandainya kita mencari musuh itu mudah saja, tinggal pancing saja orang tersebut untuk melakukan perbuatan yang tidak baik maka bisa lah orang itu tejeblos di sana, tetapi untuk melakukan perbuatan baik itu banyak godaan nya. Dan harus melalui rintangan dulu untuk menuju kesana.
Aku masih ingat omongan Alm. Ayah ketika kita ingin menggapai kesuksesan kita belum di katakan sukses apabila kita tidak menyelesaikan permasalahan itu dengan cara yang indah. Dan tidak melewati tantangan itu.
Begitulah memang perih tetapi jangan sampai dengan adanya sedikit perselisihan syeitan yang akan menyesatkan kita. Kendalikan diri sendiri kita yang tahu isi hati jangan main-main dengan sikap itu sebenarnya yang menentukan siapa kita sebenarnya.
Ya rabb... Selepas itu aku takkan pernah terbesit di dalam hati ku niatkan untuk mempermalukan seseorang tidakkan pernah itu terjadi, benar-benar dari tadi siang sampai sekarang aku masih terpikir kenapa bunda wati sebegitu ngototkah dia mendengar bahwa aku yang salah... Salah... Kepada bunda aisyah. Ya Allah... Bukakanlah mata hati ku dan kedua sahabatku ini, berilah batin kami ketenangan, mungkin perselisihan ini bukan awal dari kehancuran tetapi awal dari kekuatan iman kami dan engkau sedang menguji kami untuk dapatkan nikmat Mu dengan cara begini. Aku berprasangka baik kepada Mu ya Allah... Karena engkau tahu niat aku hidup dan sampai aku meninggal nanti seperti apa, dalam impianku aku ingin memiliki banyak teman di seluruh dunia. Mengenal satu persatu makhluk ciptaanmu dengan berbagai suku, agama, dan ras. Pikirku kedepan takkan aku membenci seseorang dengan melontarkan kata keburukan untuk mereka yang tanpa sengaja tersakiti oleh perkataanku.
Tetapi sebenarnya tidak begitu aku hanya ingin membangun kesalahan dan mengubahnya menjadi sebuah kebenaran yang nantinya dapat bermanfaat bagi orang banyak.
Ya Allah... Sekali lagi banyak sudah khilaf yang terlanjur terlontar di setiap ujar yang tanpa sengaja melukai hati, tatapi inilah maaf beribu-ribu untuk mereka yang merasa terdzolimi oleh perkataan ataupun sikapku yang selalu berkata apa adanya ini.
Jujur sebenarnya dalam keadaan menulis ini aku sama sekali tidak dapat tidur dibuatnya. Dan aku berharap semua ini nanti ada hikmahnya di kemudian hari.

Sabtu, 21 November 2015

Kembali Melihat Dunia

Seperti menunggu dalam waktu dan entah kapan waktu itu akan berhenti tetapi di sela waktu yang berjalan aku tetap bersyukur Tuhan telah memberikan kehidupan yang terindah dan di kelilingi orang-orang yang sangat menyayangiku dan sesaat mengingat hari kelahiranku ini aku tahu sakitnya ibuku dan kehadiranku yang di nanti-nanti oleh keluarga besarku waktu itu mengingatkanku betapa besar cinta dan kasih mereka untukku, mungkin Tuhan menakdirkan aku dilahirkan di keluargaku ini dalam berjuta hikmah dan aku sangat-sangat mensyukurinya.
Aku ingat saat masa kecilku dulu yang sampai saat ini tak terlupakan, bagaimana ayahku memperlalukanku dengan kasih dan sayang serta ibuku yang kadang kala sering melarangku tetapi aku lihat binar cinta yang tulus untukku. Tanpa syarat apapun mereka menjagaku dengan penuh amanah. Apapun yang ku inginkan walaupun sabar menunggu itu yang selalu di ajarkan ayah padaku tetap perlahan namun pasti diusahakan olehnya.
Saat aku menangis banyak cara untuk ayah dan ibuku untuk mendiamkan tangisanku. Betapa besar rasa cinta mereka padaku itu yang takkan mengubahku untuk memberikan hal yang sama untuk mereka.
Memang terkadang egoisku menjadi-jadi, mungkin dulu karena ketidaktahuanku untuk memperlakukan mereka menjadikan komunikasi salah arah.
Tetapi hingga usiaku ini yang di janjikan Allah untuk terus berbenah diri dan menjadikan diri terbaik.
Usaha untuk membuat ibu dan orang sekitarku terus menggebu dan bermanfaat ketika ia kesusahan ataupun meminta pertolongan.
Ya rabb... Kuatkanlah hatiku dan pikiranku jadikan aku orang yang kuat dan tidak lemah. Mudahkanlah aku dalam memperlakukan orang agar mereka selalu merindukan aku. Dan menjadi panutan bagi setiap orang yang mengingatku dengan apa adanya sikap yang ku perlakukan padanya.
Keinginanku hanya ingin melihat orang lain bahagia dan aku ikut merasakan kebahagiaan itu. Dan mengajak mereka untuk sama-sama menjadi lebih baik.
Bertambahnya umur ini haruslah semakin dewasa terus menerus.
Banyak harapan yang di pinta ya rabb sehatkanlah keluargaku, berikanlah rasa kejujuran untuk setiap orang, rasa cinta kepada rabb-Nya.
Mungkin kehidupanku selama sisa umur nantinya perlahan berubah.
Tetapi aku berjuang dalam dunia ini, berjuang menaklukan diri sendiri, berjuang menuju akhirat yang tak lama kita tunggu akan datangnya waktu.
Sekali lagi rasa syukurku pada Mu ya rabb. Terima kasih dengan sisa umur yang engkau berikan 24 tahun itu tak mudah ku tempuh proses kehidupanku, mungkin ini lembaran baru yang akan datang menghampiriku dan mengajakku berpetualang kembali untuk menyelami kehidupan yang sebenar-benarnya. 

Sayap Pelindung

Saat kau jatuh
Lukai hati
Di manapun itu
I'll find you

Saat kau lemah
Dan tak berdaya
Lihat diriku
Untukmu

Kapanpun mimpi terasa jauh
O ingatlah sesuatu
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Saat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Saat kau takut
Dan tersesat
Di manapun itu
I'll find you

Air matamu
Takkan terjatuh
Lihat diriku
Untukmu

Kapanpun mimpi terasa jauh
Oh ingatlah sesuatu
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Saat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Walau kau tak sanggup
Ku takkan menyerah
Ku ada untukmu

Kapanpun mimpi terasa jauh
O ingatlah sesuatu
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Saat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Beberapa bait syair lagu ini menandakan harapan bahwa setiap insan membutuhkan tempat berlindung dari rasa aman dan tentram dalam hidupnya. Begitu pula yang Maha Kuasa menciptakan kita untuk saling melengkapi agar kita merasakan ketentraman satu sama lain.
Semua orang memiliki keinginan yang hampir sama, namun mewujudkan mimpi untuk tetap setia dalam komitmen berjanji untuk selalu melengkapi dan selalu menjaga itu yang benar harus di genggam erat.
Jika hidup Tuhan hanya mengizinkan kita satu kali saja dengan segenap segelumit permasalahannya sehingga kita dapat mencari dan menemukan rasa kebahagiaan, kehilangan dan kesabaran dalam keikhlasan menerima dan memberi, bersama pasanganpun tak hal nya kita begitu, pelindung bagi hati dan langkah yang searah satu dalam tujuan dan menguatkan ketika lemah.
Bahkan itu yang sekarang ingin ku belajar dan terus ku gali apa yang musti harus ku pahami dan nantinya ku jelaskan dengan apa adanya ke padamu wahai penakluk hati.

Jumat, 13 November 2015

Ada Sesuatu Benda Di Kepalaku

Beberapa minggu ini sering sekali aku ngerasain sakit di kepala bagian kanan, hampir tak dapat tidur aku dibuatnya, dan pikiranku pun mulai bercabang-cabang awal dari demam panas selama seminggu waktu itu mulai ada efek seperti ini.
Sebenarnya tak banyak pikiran yang ada di otakku ini, semua berjalan seperti biasanya hanya saja rasa sakit yang buatku tak bisa tidur ini dan aku merasa ada sesuatu benda di dalam otakku.
Tiap sujudku aku berdoa agar di jauhkan dari macam penyakit, dan segala keburukan yang menimpa diri ini.
Mungkin saja kondisi tubuh melemah. Ah aku malas untuk periksa kedokter dengan kesana akan membuat sugestiku memburuk dan dapat berfikir yang tidak di inginkan, hanya konsumsi suplemen saja mungkin akan berkurang rasa sakit yang menghujam bak tombak yang menjebolkan isi kepalaku ini.
Ya Allah...
Mungkin rasa sakit ini berbarangan dengan setumpuk dosa-dosaku dan di gugurkan nya lah dosa itu agar makin banyak kebahagiaan di akhirat yang nantinya kudapatkan, memang tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya namun aku tetap berikhtiar dan memohon ridho Allah agar semua nya berjalan sesuai atas kehendak-Nya.
Semangat terus dan senyum meredahkan pikiran yang kalut.

Selasa, 10 November 2015

Pengagum Rahasia

Berkali-kali aku tak mengerti dengan hati ini lama-lama ku selami dan ku ikuti alur ini ternyata menjadi bagian dan posisi terbaik di mana waktu dan keadaan yang sangat indah, seperti ia yang kadang muncul tiba-tiba.
Buaian dan perlakuannya membuat semuanya terasa indah bahkan sedih pun takkan timbul, jujur aku sangat bahagia bertabur bunga-bunga warna-warni yang harumnya semerbak akupun seolah-olah menari dan tiupan angin yang lirih perlahan mengajak aku dalam balutan irama biola bercampur elektrikal yang membuat suasana hati semakin gembira, sekali lagi aku terbuai denganmu pengagumku mungkin hadirmu sedetik menjelma merajai pikiranku sehingga bibir ini tak mampu lagi untuk tertutup, sehingga senyuman lebar yang bercampur sedikit tawa sendu bahagia ini yang tertahan seolah kehadiranmu lagi-lagi menghantui pikiran dan hatiku.
Memang engkau selalu hadir di saat yang tepat di mana aku mengalami goncangan emosi yang hebat sehingga untuk menoleh ke arah mereka saja manusia-manusia yang bertopeng palsu itu tak terwujud lagi.
Memang kau selalu hadir tanpa ku duga tanpa ku inginkan dan tanpa kuingat hadirmu. Tetapi ternyata kau mengingatku dengan usahamu untuk dekat dan semakin dekat denganku.
Ingin ku tatap matamu dan ku bayangkan ke dua tanganku mengerucutkan pipi kanan dan kirimu dan ingin ku katakan, jika engkau ditakdirkan untukku hadir membawa kebahagiaan aku janji akan selalu membuatmu tersenyum dan memujamu seperti engkau tak luput untuk ingatkan aku dalam senda gurauanmu itu.
Tak ku pikirkan esok tentang apa yang terjadi aku ingin memperlakukanmu seperti apa yang engkau lakukan padaku.

Selasa, 03 November 2015

Kecup Rindu Takdirku

Telah ku jalani goresan takdirku ini, pelahan banyak hikmah yang terungkap perlahan seiring waktu, memang hidup adalah tantangan yang musti di hadapi, memang hidup adalah petualangan walau sulit nya mencapai kemenangan, memang hidup adalah cobaan di mana ujian tanpa di duga hadir dan membuat kita berlatih untuk terus hati-hati dalam menapaki kehidupan. Tetapi kita takkan tahu benar jika kita tidak melihat salah? Sebalik nya bila apa yang kita lakukan untuk kebaikan tetap saja ada beribu orang yang akan mencontoh bahkan satu dari mereka yang akan menjatuhkan kebaikanmu. Lama ku alami semua problema dari sifat manusia terkadang kerumitan itu yang menjadikan diri kita dewasa dan bijak bahkan sabar dengan hati yang tenang serta ikhlas bahwa semua datanga-Nya dari yang kuasa. Itulah yang menjadikan pribadi diri semakin kuat dan tahan akan terpaan badai. Sekalipun aku menyerah semua telah kuikhlaskan akan takdir-Mu.
Allah Maha Segala yang di langit dan di bumi. Dia menciptakan kepingan puzzel kehidupanku dengan bentuk yang indah aku dikirimkan keluarga yang sederhana namun religius dan kesederhanaan ini tidak kaya dan alhmdlillah bercukupan. Aku bahkan tak dapat bercerita dari hati ke hati lagi semuanya sudah ku luapkan dengan sosok Ayah yang sangat lembut, mengayomi, bijaksana, religius, lucu, sering mengingatkan ku untuk sholat sesampai kini tak ada lagi pesan singkat itu yang ku baca takkalah ia telah pulang menghadap sang pencipta. Namun akhir-akhir ini ibu ku pun telah mulai menua, aku memang dekat dengan ayah dan ibu ku tetapi ibu kadang selalu tidak bisa mengerti perasaanku, hanya saja aku paham kondisi ia tidak lagi muda. Tetap setelah 2 saudara ku membina rumah tangga kini aku dan ibu ku yang tinggal di rumah warisan ayah dan ibu ku. Kondisi setelah ayah meninggalpun drastis berubah kebiasaan yang baru telah di mulai ibu dan aku sama-sama membagi pekerjaan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari kami, walau kadang saudara ku juga ikut menolong tetap saja ia tidak setiap hari.
Dengan pekerjaan yang ku geluti tetap aku tapaki dunia bisnis dan privat home to home. Memang aku tak menyerah selagi nafas berhembus aku tetap bertahan demi ibu dan kehidupan kami.
Sempat terpikir ingin menikah di umur 24 ini Minggu, 22 november 2015 tetapi keinginan ayahku waktu itu sangat ku perhatikan, ku akui ada seseorang yang sudah meyakinkanku untuk membina kehidupan yang baru dengannya. Tetapi apakah ia akan menerima segala kekurangan dalam keluarga kami, setidaknya ibu ku dan aku? Karena takkan mungkin aku meninggalkan dia, karena ibu ku adalah tanggung jawabku untuk menjaganya selamanya. Apakah mungkin ia bisa menjadi pemimpin dan imam yang dapat menyejukan hati kami? Baik tuturnya, sifat dan kelakuannya? Apakah mungkin pekerjaan ia sekarang sudah tetap? Karena memang rezeky itu Allah yang menjamin tetapi mungkin saja jika ia memiliki pekerjaan tetap itu akan membuat ia bersemangat dan membangun usaha dari pekerjaannya tersebut? Aku hanya memohon dalam setiap sujudku tunjukanlah seseorang pilihan-Mu yang benar engkau takdirkan untuk merajut mahligai kehidupan yang berkah.
Mungkin saja dengan lingkungan pekerjaanku yang sepenuhnya lillahita'allah aku hanya ingin belajar bagaimana menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, bagaimana menjadi istri yang sholehah. Serta ilmu-ilmu yang bermanfaat yang dapat membawa syafaat di akhirat kelak.
Memang kehidupan ini sebagian dari misteri illahi takdir Allah kita hanya dapat bersabar dalam menunggu dan menerima dalam keikhlasan.

Kamis, 29 Oktober 2015

Aku Memimpikan Pertemuan Ini DenganMu

Ribuan malam menatap bintang dan harapan
Dan ribuan siang Menahan terik penantian
Mungkin Tuhan ingin Kita sama-sama tuk mencari
Saling merindukan Dalam do'a-do'a Mendekatkan jarak Kita

Tuhan pertemukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintai-Mu mencintai rasul-Mu
Di Multazam ku meminta

Ribuan pagi Menatap terbit matahari
Dan ribuan senja menahan gemuruh di dada
Mungkin Tuhan ingin Kita sama-sama tuk mencari
Saling merindukan Dalam do'a-do'a Mendekatkan jarak Kita

Tuhan pertemukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintai-Mu mencintai rasul-Mu
Di Multazam ku meminta

Hingga malaikatpun tersenyum mendo'akan kita
Menguatlah keyakinan dihati

Tuhan pertemukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintai-Mu mencintai rasul-Mu
Di Multazam ku meminta

Tuhan persatukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang kan menemaniku menuju surga-Mu
Halaqah cinta Tempat hati bertemu
Halaqah cinta Tempat hati bersatu.

Senin, 26 Oktober 2015

Aku Masih Menyimpan Rekaman Suaramu

Memang tak mudah menghilangkan bayangan kenangan yang kadang rindu ia datang menjelma tak terduga, ketika dalam diam dan sunyi sering kali hadir tak di undang.
Biasanya aku hanya mencari sesuatu yang membuatku rindu itu, mungkin otak ini penuh dengan segelumit kesibukan tetapi ada saatnya terlintas bak cuplikan memori yang selalu hadir berjalan bergantian.
Mungkin hadirmu kala itu memberikan keseimbangan dan kelengkapan pada masa itu, namun harus ku akui masa terus menjadi jadi dan berganti lagi, tetapi tetap saja rekaman suaramu tetap menjadi satu kata rindu yang menggema di ingatanku, saat itu menggebunya engkau dan aku.
Aku menyadari kali ini, kenangan tetaplah sesuatu yang telah berlalu dan takkan pernah ku ikuti ataupun ku selami lagi, tetapi pelengkapku kala itu membuatku sadar bahwa kesia-siaan itu akan tiada berarti jika kita tidak bertahan untuk mengukir kenangan ketika bersama.
Perbedaan rasa itulah yang mengembalikanku dalam sesuatu yang berbeda dari jalan cerita hidupku yang lain, tetap saja aku di bayangi rindu, takkan ku hapus itu semua, biar aku yang akan menikmati setiap detik dari hariku yang kuluangkan hanya untuk mereka yang hadir dan mengukir kisah hidup denganku.

Minggu, 25 Oktober 2015

Lelaki Singgahku

Belajar mengenal sosok seseorang mungkin butuh waktu untuk mendalami tiap apa yang ia ucapkan dan apa yang ia lakukan.
Memang perkenalan itu aku yakini tidaklah kebetulan mungkin pada saat itu Tuhan menghadirkan ia yang pandai membawa alur hingga saat waktunya tiba ia hanya singgah dan berpaling arah.
Cukup banyak seharusnya aku belajar dengan apa yang sudah terjadi. Tetap saja jalan cerita hidupku membawa ke arah yang sama.
Ia yang sekarang membekas cerita dalam kehidupanku begitu dekat denganku dulu. Ternyata berpaling dan memilih yang lebih baik untuk hidupnya. Aku tak berharap untuk memasuki kehidupannya lebih dalam, awalnya aku tertarik dengan cerita hidupnya, dan perlahan aku ingin mengukir kisah hidup dengannya walau hanya singgah sebentar kurasa pada waktu itu akan buatku mengerti makna kehidupkan sebenarnya.
Cukup lama aku mengenalnya sampai bersikapku pun berbeda dari biasanya, aku pikir ini akan berdampak baik untukku, karena semua orang yang ku temui biasanya memperlakukanku dengan cara yang indah. Tetapi ia berbeda, ku rasa kita yang telalu kekanak-kanakan menimbulkan rasa acuh tak acuh dan tak saling memiliki.
Awalnya saja yang berasa indah, ternyata lama terus di jalani semakin tak peduli semakin kekanak-kanakan. Kenapa indah bila harus berakhir dengan kepedihan?
Tetapi semua telah terjawab bahwa itulah keinginan yang kita simpan dipikiran kita untuk melepaskan yang seharusnya tidak usah untuk dipertahankan.
Singgah itu sesaat.
Memang akui saja kita tak ada hasrat untuk saling memiliki? Tak ada hasrat untuk saling bersama? Jika hanya singgah begitulah demikian rasa yang tercipta.
Terlalu banyak menuntut tanpa memperjuangkan itu semua, tak usahlah lagi melirik dan mengumbar.
Kita tahu siapa diri kita, kita bisa untuk mendekati siapa saja, jika hanya singgah lebih baik tiada kan lah harapan untuk mendekat dekat lebih dalam untuk hadir di kehidupannya.

Lelaki Penolongku

Hai...
Jejujurnya aku sangat merindukanmu, maaf kalau selama ini aku terus menjauhimu karena menurutku engkau terlalu baik. Memang saat ini dan kemarinpun engkau selalu hadir dan selalu ada buatku, memang hadirmu membuat suasana baru dalam hidupku. Memang engkau berbeda dari kebanyakan lelaki lainnya
Engkau yang tulus, yang dermawan, suka menolong itu yang membuatku tertarik untuk membuatmu tersenyum.
Dan aku tak ingin melihatmu sedih. Lucu sih memang...
Kan aku yang sering nangis kalau apa-apa curhatnya sama kamu.
Engkau yang terkadang memahami perasaan ini dan tahu keinginanku dan membuatku semangat kembali.
Sering kasih senyuman, kejutan dan ulah konyol yang kadang buat aku nggak tega.
Kadang aku merasa kasmaran, tapi  terkadang ulahmu yang berlebihan itu? Membuatku ilfel mungkin apa karena kita begitu dekat? Sehingga apa yang kita rasakan selalu salah? Tingkah?
Setidaknya dengan hari-hari berlalu ini kita bisa memproteksi diri, untuk tidak saling berbicara, sama-sama memahami kemauan diri, mungkin aku tetap ingat janjimu. Tetapi waktu yang nantinya akan merubah semuanya. Itu yang akan ku nanti.

Lelaki Bersorban Putih

Mungkin ini jodoh atau kebetulan saja tetapi aku tetap berprasangka baik kepada-Nya. Dan lucunya hari-hariku semakin bermakna semenjak hadirnya yang semakin buat hidupku berwarna, mungkin karena nasihatnya, atau mungkin kharismatik yang ia miliki membuatku kagum dan terus menyebutnya. Sosok ia lah sejujurnya yang ingin ku miliki, karena dalam sikapnya, tuturnya, gaya bicaranya, dan bahasa tubuhnya pun sangat membuatku nyaman.
Entah sampai kapan aku bisa hanya untuk mengaguminya bermimpipun untuk hidup bersamanya pun aku biasa terlintas tetapi mimpi bolehkah indah? Aku selalu berharap Tuhan memberikan semua hal yang terbaik dan memberi pelajaran berharga dalam hidupku ini. Memang aku takkan menyerah dengan takdir. Aku hanya ingin mengubah nasibku ketika Ia mengizinkan aku untuk terus dekat dan memperlakukanmu dengan sebaik-baiknya.
Jujur dalam doaku aku terus menyebut namamu agar Tuhan menjadikan kita jodoh.
Tetapi yakin bila bukan engkau nantinya namun tetap aku berharap pasti. Engkaulah lelaki bersorban yang akan menuntunku dan aku yang menemanimu...
Engkau yang akan nantinya melindungiku, aku yang nantinya akan terus bersamamu.
Sampai saat ini aku masih menyebutmu, dan tetap akan mengaggumimu.
Karna engkau layak untuk itu.

Selasa, 20 Oktober 2015

Kembali Menahan Perih

Entah sampai kapan harus menahan sabar ini. Tetapi sabar memang tiada batas. Hanya saja hati dan pikiran lah yang dapat memberi peringatan untuk menahan amarah.
Sangat lama aku menahan sabar mungkin 8 tahun ini. Walaupun ku pendam sendiri tetapi akan ada saja objek/sesuatu yang jadi pelampiasan amarah.
Memang Tuhan memberikan hikmah di setiap ujian dan tantangan yang harus kita coba dan kita nikmati walaupun sulit, perih, menderita, penuh kesengsaraan, tak jarang merlumur darah bahkan air mata. Tetapi akan ada masa kita bahagia, tersenyum, tertawa, bercanda ria, menikmati hari dengan lepas dan tanpa beban. Semua itu pastilah beriringan. Takkan mungkin Tuhan menghadirkan perbedaan Siang dan Malam, hidup dan mati, Mudah dan sulit. Semua itu pasti beriringan dan takkan pernah pisah. Aku makin yakin Tuhan akan mengindahkan kehidupanku ini. Walaupun sekarang kesabaranku kadang tak menentu.
Ya Tuhanku...
Sejujurnya aku sangat menyayangi dia lebih dari apapun aku akan selalu menjaganya. Ku mohon kembalikanlah ia seperti ia menyayangi dan kembali mencintai aku dan harmonis kembali.
Aku sedih melihatnya seperti ini...
Tak tega dengan semua takdir hidupku, biar tak ada yang begini aku belum siap menerima kenyataan ini.
Tetapi aku hanya bisa menghindar dari semua ini, tak dapat ku ungkapkan lagi tragedi yang terus terulang kembali hari demi hari ini.
Lelah tak ujung usah!
Kalau terhitung dosa mungkin terlalu banyak diri ini untuk hal itu. Tetapi dengan memahaminya pun aku tak kuasa lagi, mengerti ia pun tak jadi acuhan lagi. Biarlah hal itu terus terulang kembali sampai batas waktu. Lelah itu akan berganti. Hal yang indah di inginkan, semoga Tuhan tahu aku selalu mendoakannya walau sakitku ini belum tentu sesakit ia menyayangiku seumurku ini. Tetap aku ingin ia kembali dan menyayangiku.
(Mom, 2 Januari 2009)

Senin, 19 Oktober 2015

1 Tahun Kepergian Ayah

Setahun sudah ayah meninggalkanku pergi, jujur dari hati aku sangat merindukannya kasih sayang ayah yang takkan pernah terbalaskan. Pengorbanan untuk anak-anaknya kesabaran yang luar biasa menghadapi tingkah dan sikap istri dan kelakuan anak-anaknya yang masing-masing memiliki pribadi yang berbeda. Ayah aku teringat tanda kepergianmu, saat-saat kepergianmu. Sebelumnya ayah mungkib ungkapan terima kasih dan sayang ini tak cukup ku utarakan doa di setiap sujud. Karna begitu besar cinta dan sayangku padamu ayah. Banyak impian-impian yang akan kita wujudkan bersama. Sejujurnya tiadamu ayah bagai patahkan kedua sayapku. Aku ibarat burung yang ingin terbang tinggi kemudian takkan pernah bisa ayah... kepakkan sayap ini takkan mampu lagi untuk terbang jauh tiadamu.
Ayah...
Saat kematianmu setahun yang lalu menggetarkanku bagimana bisa orang menghantarkan jenazahmu berderet di sepanjang jalan jumat itu. Terharu berbangga padamu ayah, selama engkau hidup banyak waktu dan pikiranmu kau prioritaskan untuk ummat. Ayah ingin ku menjerit kala itu betapa aku takkan pernah menyesal menjadi anakmu. Terima kasih Tuhan engkau temukan aku dengan Ayahku hidup bersama denganya.
Aku tak habis pikir dengan takdirMu Tuhan. Bagaimana indah kau ukir sekenario hidupku ini. Di saat aku menyadari bagaimana rasa kehilangan itu, engkau tetap membuatku kuat tanpa meneteskan air mata.
Ayah tahukah engkau di saat engkau memelukku dan engkaupun menangis kala itu aku merasakan dekapan hangat yang mengisyaratkan aku, kau akan meninggalkanku untuk selama-lamanya terakhir wisudaku itu yang engkau lakukan. Tak berbilang pengorbanan dan doa-doamu selama hidupmu ayah.
Ingatkanku sesaat sakitmu mengerang pilu, pesan terakhirmu, dan saat engkau berbaring tetap wudhu yang engkau minta agar engkau menghadap Rabb Mu dalam keadaan suci. Di disitu aku gemetar ayah... takkan bisa di sisa umurku mengingat hal yang begitu penting engkau menyiapkan diri untuk kembali kepada Ilahi.
Ayah aku berjanji.
Selamanya aku akan menjaga dan melindungi ibu karna aku sangat menyayangimu. Memang saat ini tak ada lagi tempat tertawa dan mendengarkan ceritamu sesaat muda dulu. Menemanimu makan di meja makan, menciummu diam-diam saat engkau lagi tidur bersama ibu. Memang tiada lagi rutinitas itu. Tapi yakinlah ayah...
Doa untukmu takkan pernah putus, aku akan mengikuti perjuangamu dalam mengayumi orang lain. Bersikap lembut, menentramkan hati, bermanfaat bagi orang banyak, dan mencintai Allah. Tak hanya engkau butuh namun hadirkan Allah di setiap aktifitasmu. Ayah ujarmu kala itu ku jadikan bingkisan yang indah di akhir nanti. Semoga kita di pertemukan di surga bersama selamanya. Aku berjuang untuk mendapatkan surga itu ayah. Tunggu aku.
(Putih, jumat, 31 oktober 2014)